Kearifan Lokal
Tempe Sebagai Kearifan Lokal
Oleh: Atras Zihny T
Ngomong-ngomong tentang tempe, apa sih yang kamu ketahui
dari tempe itu? Makanan tradisional? Makanan fermentasi? Atau makanan yang
sering dimakan sebagai lauk pauk? Yup, semuanya benar, tempe merupakan makanan
yang terbuat dari kedelai yang difermentasikan, kita biasa menggunakannya
sebagai lauk pauk. Di Indonesia banyak orang yang membuat usaha pembuatan
tempe. Salah satunya adalah Yu Was warga Desa Mindaka Kec. Tarub Kab. Tegal.
Walaupun umurnya sudah tidak muda lagi bahkan sudah lansia
Yu Was masih bersemangat membuat tempe untuk dikonsumsi masyarakat. Tapi ia tak
sendirian, ia dibantu anaknya Mba Lilis. Namun di zaman modern ini tempe
dihajar diserang oleh kekuatan besar. Seperti yang dilansir oleh Kompasiana. Saya
akan kutipkan, “Nasib tempe
tergusur oleh dua kekuatan yang teramat perkasa, yaitu kekuatan yang sengaja
dimasukkan oleh sistem yang kurang bijaksana. Kekuatan pertama adalah
modernitas, yang menggiring manusia untuk bergerak menuju satu arah. Yakni
konsumsi makanan dengan trend modern, makanan berlabel 'barat'. Kedua, adalah
nasionalisme yang telah tereduksi dengan pikiran-pikiran minor terhadap
keberadaan makanan tradisional yang dikatakan, kampungan, tidak bergizi, tidak
higenis, tidak menarik, dsb. Pandangan ini kemudian baru disadari telah
mengakibatkan malapetaka, misalnya; kencing manis, stroke, darah tinggi, kanker
usus, migrain, dsb. yang rata-rata disebabkan oleh makanan modern yang ternyata
penuh dengan racun yang merugikan kesehatan bangsa ini. Kitapun akhirnya tersadar,
bahwa kita telah dijajah dalam bentuk makanan. Dan kinipun kita berupaya
memutar sejarah, kembali ke alam - makanan tempe dan sejenisnya-. Akan tetapi
sayang!, kitapun kini hanya menjadi bulan-bulanan pemodal asing untuk meraih
tempe sebagai kearifan lokal. Lidah kita sekarang, menjadi alergi dengan
makanan lokal. Kedelai kita sekarang telah dikuasai oleh kapitalis asing. Tanah
kita, makin tandus karena menyerap racun yang tidak bersahabat dengan
kesuburan. Dan sekarang, ibaratnya, kita mati di lumbung padi. Kita mati
lantaran hasil panin kita telah dicuri bangsa lain?? Sementara pemimpin -
pemimpin kita, politisi-politisi, pemodal-pemodal telah berselingkuh dengan
penjajah, dan dibeli bangsa asing. Pusing deh!” (Kompasiana 25 Juni
2005)
Jadi untuk
melawan itu semua pemerintah harus mempunyai sikap untuk meningkatkan para
pelaku usah UMKM, sehingga para usaha tempe bisa mengembangkan usahanya. Karena meningkatnya
usaha ini kearifan lokal tetap terjaga.
Komentar
Posting Komentar